Jangan Sepelekan Kami! I: Pengenalan
Para 'Pemula Human' 2011. Sebutan bagi mahasiswa baru Antropologi UNPAD |
Tidak banyak yang mengenal kami, tidak banyak orang yang bisa menjelaskan apa yang kami pelajari, hanya segelintir dari masyarakat yang tahu masa depan kami.
Begitulah mungkin yang dirasakan para mahasiswa Antropologi di Indonesia. Rasanya belum ada jurusan Antropologi, di universitas manapun, yang bisa mengalahkan ketenaran jurusan - jurusan lain seperti Hubungan Internasional, Administrasi, Sastra, apalagi Hukum dan Ekonomi. Jangankan masyarakat di luar, kakak - kakak kami yang berasal dari fakultas lain kadang - kadang bingung, apa sih Antropologi? Sebagian bahkan mengaku baru menyadari keberadaan Antropologi. Tapi di kalangan kami, mahasiswa Antropologi pun, ketika harus mengakui berapa banyak yang menjadikan Antropologi pilahan pertama, hanya beberapa orang yang mengaku, yang lainnya menjadi Antropologi sebagai cadangan dari jurusan lain yang lebih terkenal.
Sama seperti masyarakat pada umumnya, ketika mendengar kata Antropologi pasti akan berpikir mengenai budaya, bahwa kami Antropolog hanya mempelajari kesenian, suku - suku, dan kekhasan mereka. Selama saya belajar Antropologi, saat itu pulalah saya sadar, sempitnya pengertian yang dipahami masyarakat mengenai ilmu inilah yang membuat ilmu ini dikucilkan. Antropologi LEBIH dari sekedar suku - suku, dan ilmu ini bukanlah ilmu yang sekedar mendata suku - suku yang ada di Indonesia. Antropologi lebih dari sekedar itu.
Sebagai sebuah ilmu tentang manusia, Antropologi bersifat HOLISTIK, yang berarti menyeluruh. Antropologi tidak terbatas hanya mengenai suku atau kesenian, bahkan sebagai sebuah ilmu, Antropologi itu seperti sebuah univesitas, apapun bisa dipelajari, baik itu psikologi, bahasa, biologi, hukum, sosial, ekonomi, pembangunan, kesehatan, kekerabatan, teknologi, kuliner, pariwisata dan lain - lain. Hanya saja, Antropologi membatasi pada bagaimana aspek - aspek tersebut berpengaruh pada kehidupan manusia.
Sebenarnya, mengatakan bahwa Antropologi adalah ilmu tentang budaya tidaklah salah, namun karena pengertian budaya dipersempit menjadi kesenian, keindahan, makanan, dll. apa yang dipelajari dalam Antropologi menurut masyarakat umum menjadi sempit. Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai 'keseluruhan pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya'.
Bagi manusia, kebudayaan sebenarnya adalah suatu senjata untuk memahami lingkungan dan menghadapinya. Alam yang ganas membuat manusia menciptakan kebudayaan untuk tetap bertahan hidup. Contohnya, untuk beburu manusia menciptakan teknologi berupa senjata, maka teknologi tadi pun merupakan bentuk kebudayaan. Begitu juga kepercayaan mengenai arwah dan dewa yang berkembang karena kebutuhan manusia akan sesuatu yang dapat melindunginya dalam keadaan apapun yang menghasilkan kebudayaan berupa kepercayaan dan religi. Itulah kebudayaan, semakin berkembangnya manusia, semakin beragam pula kebudayaannya, dan merupaka tugas Antropologi untuk terus awas pada perkembangan kebudayaan.
7 October 2016 at 22:38
Sepertinya isu tentang kebingungan masyarakat umum tentang antropologi itu sudah ada sejak 15-20 tahun lalu. Sekarang masih spt ini,so what we should do?.
9 October 2016 at 02:14
Dear Meidy,
Thanks for commenting on my blog 😊
Kuncinya adalah pada alumni. Banyak alumni yang berhasil tapi, mohon maaf, kurang bangga dengan 'keantropannya'.
Saat ini banyak bidang pekerjaan yang sebenarnya bisa dimasukk oleh alumni Antropologi, tapi karena mereka juga bingung antrop itu apa, jadi jarang ada yang benar2 mencari anak antrop.
So, apapun bidang yang Anda kerjakan sebagai lulusan antrop, tunjukan kalau inah kelebihan kami! 😁
Sedikit KKN juga bisa berguna. Maksudnya, alumni jangan 'pelit'untuk merekrut teman2 Antrop, minimal berbagi info.
Dan jangan lupakan publikasi, dalam bentuk tulisan, video, foto, dll.
Pasti belum banyak yang tau kan kalau FENI ROSE itu alumnus 😆