Cantik dan Budaya: Stereotipe Budaya Modern
Sebelumnya, sudah ditunjukan foto - foto sebagai perbandingan bagaimana perubahan besar terjadi dalam standarisasi kecantikan selama puluhan ribu tahun. Ada beberapa hal yang harus dipahami mengenai kecantikan dan kenyataan bahwa ternyata wanita - wanita cantik tersebut tidak mewakili kecantikan wanita, mereka hanya dianggap 'umum'. Karena perbedaan budaya dan ciri fisik yang telah dimiliki sebelumnya, maka standar kecantikan setiap budaya berbeda satu sama lain.
Ketika seorang Ratu Sejagad dipilih, maka standar kecantikan pun diubah menjadi seperti Sang Ratu. Kebanyakan Ratu Kecantikan ini memiliki kaki jenjang, tubuh ramping dan kencang, rambut sehalus sutra, hidung mancung, dan banyak dari mereka yang memiliki kulit eksotik kecokelatan.
Sadarkah Anda bahwa sebagai seorang Indonesia ada satu ciri kecantikan Sang Ratu yang berbeda dengan standar cantik wanita Indonesia modern? Ya, warna kulit. Orang Indonesia menganggap kulit putih bercahaya sebagai cantik sementara Sang Ratu yang berkulit cokelat eksotik sebenarnya mengikuti standar cantik wanita Barat yang kebanyakan memiliki kulit putih pucat.
Sebagai bagian dari kebudayaan, yaitu seni dan estetika, benar adanya kalau kecantikan itu relatif. Kalau di artikel sebelumnya diperlihatkan bagaimana kecantikan wanita berubah seiring dengan berubahnya zaman, maka kecantikan pun akan berubah, dan yang mencolok adalah perubahan pada ukuran yang semakin kecil seiring dengan kerasnya pengaruh media. Sekarang, perhatikan foto - foto para wanita ini yang akan dibagi berdasarkan kebudayaan mereka.
Saya memiliki teori, bahwa standar kecantikan di setiap kebudayaan berbeda karena apa yang dianggap cantik adalah apa yang tidak umum dimiliki oleh kebudayaan tersebut. Misalnya kulith putih dianggap cantik pada orang Indonesia karena kulit orang Indonesia berwarna kecokelatan. Kulit putih jarang dimiliki, karenanya dianggap cantik. begitu juga pada rambut ikal bagi Orang Jepang yang berambut lurus atau mata bulat pada Orang Korea yang sipit.
Asia Timur
Mereka dianggap sebagai standar cantik Asia Timur (bukan cantik a'la Asia Timur). Orang Asia Timur (Jepang, Korea, China, Taiwan, Hongkong, dll) memiliki ciri fisik berwajah bulat, chubby, kulit kuning, mata sipit, hidung cederung lebar, rambut hitam dan lurus seperti yang ditunjukan wanita Korea Utara di atas. Maka, standar kecantikan Asia Timur menjadi seperti para wanita di bawahnya, rambut bergelombang, hidung kecil mancung, dagu panjang, tulang pipi yang lebih menonjol, dan rambut berwarna. Kebalikan dari ciri fisik aslinya bukan?
Tahukah Anda mengapa gaya Cherrybelle ini begitu terkenal di antara para artis Asia Timur?
Gaya membentuk huruf V tersebut dimaksudkan untuk menyamarkan bentuk wajah Orang Asia Timur yang cenderung bulat dan berpipi tembam. Bentuk tangan V yang ditaruh di bawah dagu dimaksudkan memberi kesan wajah dengan dagu panjang dan tulang pipi yang panjang serta tirus. Dan sepertinya Orang Korea memiliki obsesi yang lebih tinggi dibandingkan wanita Asia lainnya, terutama setelah meledaknya K-Pop dan K-Drama, semakin banyak operasi plastik yang dilakukan pada wanita demi mendapatkan wajah idealnya. Bahkan, dikarenakan kebanyakan Orang Asia Timur dan Asia Tenggara bertubuh pendek serta sedikit lebih lebar, operasi memberikan sambungan pada tulang dan mengambil tulang rusuk paling bawah untuk membuat tubuh tinggi dengan pinggang ramping.
Indonesia
Saya tidak bisa mengatakan apakah standar kecantikan Orang Indonesia sama dengan Orang Melayu lain dikarenakan keragaman ciri fisik Orang Indonesia. Meski masih banyak wajah - wajah khas Indonesia berkeliaran di televisi dengan membawa ciri fisik khas dari daerahnya, tidka dipungkiri beberapa waktu yang pada awal hingga pertengahan tahun 2000an mereka yang berwajah 'Indo' cenderung lebih diminati, baik itu berdarah campuran dengan Orang Barat (Eropa, Amerika, dll), Arab, atau Asia (Cina, Jepang, dll).
Anggun C. Sasmi dan Desi Ratnasari mewakili dua kecantikan KHAS Indonesia dari dua daerah yang berbeda. Anggun yang berdarah Yogya memiliki kulit yang cenderung lebih cokelat dengan rahang yang lebih kuat dan pipi yang lebih tirus dibandingkan Desi yang memiliki paras Sunda Parahyangan yang bulat, kulit kuning, dan pipi tembam serta mata lebih lembut.
Nadine Chandrawinata yang berdarah setengah Jerman dan Sandra Dewi yang berdarah sebagian Tionghoa lebih dianggap sebagai 'warna' daripada standar. Meski begitu, sekarang ini banyak wanita Indonesia yang menginginkan kulit putih bercahaya (bukan kuning Asia), bibir tipis, rambut berwarna, dan mata berwarna, karena itu berbagai kosmetika bermunculan untuk mengambulkan keinginan tersebut, pemakaian lensa kontak semakin sering guna memberi warna pada mata Orang Indonesia yang cokelat gelap (telihat hitam). Meski belum umum, beberapa wanita Indonesia, terutama para seleb, melakukan operasi plastik pada beberapa bagian tubuhnya untuk menunjang penampilan. Contohnya? Lihat saja foto berikut.
Eropa
Bisa dikatakan, standar kecantikan Orang Eropa merupakan standar kecantian yang paling dianggap ideal oleh hampir seluruh wanita modern di dunia. Ciri - ciri Aryan yang berkulit terang (bukan pucat), pirang, bermata biru, hidung macung kecil, bertubuh kecil (termasuk payudara dan bokong), dan terlihat innocent seperti anak kecil. Bisa dikatakan, cantik mereka adalah yang petite blonde. Meski sebagian besar beranggapan ciri tersebut adalah ciri tipikal wanita Eropa, sebenarnya tidak begitu.
Ktiga gambar di atas adalah wanita - wanita Eropa dari tiga daerah berbeda. Gambar pertama adalah wanita Italia (Eropa Selatan) yang cendereung lebih curvy dengan payudara yang lebih besar, rambut ikal berwarna gelap seperti matanya, juga kulit gelap. Hal ini bisa dipahami karena letak geografis Eropa Selatan yang dekat dengan Afrika dan Timur Tengah, sehingga selain lebih banyak mendapat matahari, percampuran antara Orang - orang Timur Tengah, Eropa, dan Afrika bagian Utara. Ciri yang sama juga bisa didapatkan pada Orang - orang Spanyol.
Wanita kedua adalah wanita Inggris yang ciri - cirinya mungkin dekat dengan tipikal Orang Eropa. Wanita Eropa umumnya memiliki rahang yang lebih kuat dan dagu yang lebih lancip, kebalikan dari wanita Asia. Selain itu, tidak semua Orang Inggris berambut pirang, ada yang kecokelatan hingga kemerahan. Pirang pun bervariasi, dari gelap hingga terang. Daerah timur Inggris memiliki rambut keemasan, sementara ke selatan lebih gelap. Warna mata pun bervariasi dari biru, kelabu, hingga hijau. Meski ada stereotipe orang Irlandia (dan sebagian Inggris) memiliki kulit pucat bintik - bintik, rambut merah dan mata hijau, hanya 10% yang memiliki ciri tersebut.
Yang ketiga adalah wanita Ukraina yang terlihat sekali ciri - ciri Eropa Timurnya yang bercampur dengan ciri timur tengah. Telihat dari warna rambut yang gelap alis yang tebal dan bentuk hidung.
Ciri petite blonde seperti gambar di atas hanya dimiliki oleh sebagian wanita Eropa hingga tidak bisa dikatakan tipikal. Wanita yang memiliki ciri tesebut kebanyakan adalah wanita Eropa Barat hingga Utara meski sekali lagi, hanya sebagian.
Bagi para mereka yang senang membuka gambar - gambar (maaf) porno dari internet, pasti akan menemukan banyak wanita petite blonde berpose kekanak - kanakan. Mungkin hal ini lebih dikarenakan wanita Eropa memang lebih 'macho' dengan tubuh yang tinggi dan wajah yang lebih kuat dibandingkan wanita Asia misalnya. Karena itulah ciri kekanakan menjadi favorit terutama bagi para pria.
Stereotipe kecantikan seperti ini menimbulkan kekhawatiran karena menimbulkan tingginya obsesi wanita untuk menjadi cantik dengan tubuh yang sangat - sangat kurus.Apalagi, mode dunia cenderung lebih mengikuti standar Eropa, karena itu dikhawatirkan stereotipe ini tidak hanya mempengaruhi wanita Eropa, tapi juga wanita - wanita lain di seluruh dunia hingga rela mengubah bentuk hidung, warna kulit, dan berdiet secara tidak wajar. Selain itu, dikhawatirkan stereotipe ini membuat wanita menjadi lebih tidak percaya diri dengan penampilannya.
Uniknya, di tengah gencarnya usaha untuk mendapatkan tubuh kurus, di Inggris malah dilaporkan adanya pada ukuran tubuh wanita. Begitu juga di Amerika. Pola makan yang didominasi junk food dan minuman ringan serta alkohol juga berkurangnya kegiatan di luar ruangan adalah penyebab semakin membesarnya ukuran para wanita. Ironis, tapi inilah dunia, apapun bisa terjadi meski berseberangan.
Amerika Serikat
Standar kecantikan wanita Amerika Serikat lebih beragama mengingat negara ini memang sangat multikultural. Meski begitu, yang banyak dijadikan contoh biasanya adalah para selebriti Hollywood. Berbeda dengan wanita Eropa, standar Hollywood lebih variatif, ada yang berkulit hitam, berkulit putih, India, Eropa, Afrika, Asia, dan macam - macam.
Saat ini memang Hollywood cenderung lebih terbuka pada berbagai macam fisik wanita, meski para wartawan media massa yang usil mengomentari bentuk tubuh selebriti dan membanding - bandingkan masih berkeliaran. Dan sepertinya, lebih banyak wanita yang kebal pada keusilan paparazzi ini. Terbukti, 74% warga Amerika lebih tertark dengan wanita berlekuk daripada sepuluh tahun yang lalu, dan warna kulit yang lebih gelap lebih diminati. Stereotipe petite blonde sudah tidak lagi laku.
Meski cenderung lebih terbuka pada berbagai macam gaya dan fisik, usaha untuk mempermak fisik masih umum di kalangan para seleb Hollywood dan wanita Amerika lainnya. Usaha untuk membuat kulit lebih cokelat, payudara lebih besar, bibir lebih tebal, bokong lebih bulat, dan tubuh lebih ramping serta kencang masih umum dilakukan.
Kebalikan dengan Eropa yang memiliki standar wanita mungil dan kekanakan, Amerika lebih memiliki standar wanita dengan tubuh curvy dan lebih gelap. Mungkin itulah alasan mengapa para Ratu Sejagat banyak yang berasal dari Amerika Latin.
Memang benar, kecantikan itu sangat relatif dan kenyataannya tidak ada yang sama meski media massa menggenerilisasi arti cantik. Pada dasarnya, wanita bagaimana pun bentuknya, warnanya sudah memiliki kecantikannya sendiri - sendiri, hanya saja, kadang - kadang ketidakpuasanlah yang membuat banyak orang merasa dirinya tidak sempurna dan tidak cantik. Dan ternyata, hal ini tidak hanya mendera wanita, pria sekarang ini lebih rajin menjaga dirinya karena sadar bahwa penampilan mereka pun penting dalam menarik perhatian wanita.
Apakah standar kecantikan hanya seperti ini? Tidak! Simak artikel berikutnya untuk melihat standar kecantikan dari tempat - tempat di belahan dunia lain.
To be continued
0 Response to "Cantik dan Budaya: Stereotipe Budaya Modern"
Post a Comment